Ayat tema :
“Tetapi aku TIDAK MENGHIRAUKAN NYAWAKU sedikit pun, asal saja aku DAPAT MENCAPAI GARIS AKHIR dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah” – Kisah 20:24
                                    
Keterangan Pendahuluan
Dari ayat diatas kembali lagi kita melihat bagaimana sebuah komitmen dan dedikasi dari seorang pekerja Tuhan yang setia.  Setelah lebih dari 20 tahun Paulus menjadi orang Kristen dan setelah hampir 10 tahun dia melayani sebagai penginjil sukarela, Paulus benar-benar bekerja dan melayani tanpa pamrih dan begitu tulus.  Disinilah kita belajar dari seorang yang benar-benar memberikan seluruh hidupnya untuk Tuhan.
 
Akhirnya kita tiba pada perjalanan Paulus yang ketiga, sekitar tahun 53 – 58 Masehi.  Ini merupakan perjalanan terlama (5 tahun) yang dilakukan Paulus.  Perjalanan ke-3 ini, hampir sama dengan perjalanan ke dua, hanya ada beberapa tempat yang dia tinggal cukup lama, antara lain Efesus.  Ini adalah perjalanannya yang terakhir sebagai seorang yang “merdeka” atau sebelum dijadikan tahanan. Karena seperti kita nanti akan pelajari kemudian, bahwa Paulus akhirnya setelah ke Yerusalem dia ditangkap dipenjarakan dan dibawa ke Roma sebagai tahanan dimana akhirnya di Roma itulah akhir kisah pelayanan dan kehidupan seorang rasul besar ini berakhir dengan sangat menyedihkan. (nanti kita pelajari)
 
Dan kembali lagi, sama seperti perjalanannya yang kedua, dimana selain dia berkunjung ke tempat atau ladang-ladang baru, dia kembali mengunjungi jemaat-jemaat yang sudah pernah dia kunjungi.  Efesus merupakan salah satunya.
 
EFESUS
Dalam perjalanan misinya yang ketiga ini, Paulus kembali ke Efesus.  Sebelum kita berbicara tentang apa yang terjadi di Efesus, maka perlu kita menyimak satu nama yang disebutkan dalam buku Kisah 18, yakni Apolos.
 
APOLOS
Informasi Alkitab tentang orang ini sangat positif, (18:24,25)
 
“ia seorang yang fasih berbicara, dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan.  Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengatahui baptisan Yohanes.”
 
Kemudian kita dapati bahwa Paulus tiba di Efesus, dan bertemu dengan orang-orang yang seperti halnya Apolos, sudah dibaptiskan, bahkan dibaptis oleh Yohanes pembaptis, murid yang terkenal itu, mereka sangat bersemangat, tahu akan Alkitab, dan setia.  Disinilah Paulus memberikan pelajaran penting bahwa esensi Kekristenan itu, tidak hanya sekedar pengalaman intelektual saja.  Tidak cukup seseorang tahu akan kebenaran dan seluruh isi kitab suci, tetapi seseorang perlu dikuasai oleh Roh Kudus, karena kehidupan bersama dengan Roh Kudus menghasilkan perubahan tabiat dan menghasilkan buah-buah Roh. Dengan adanya baptisan Roh, seseorang akan nampak jauh berbeda dengan kehidupannya sebelumnya.
 
EFESUS, menyangkut kota ini, barangkali inilah salah satu kota yang sangat dicintai oleh Paulus.  Bukan karena kotanya, tapi orang-orang yang ada disana.  Sampai-sampai Paulus beberapa kali ingin berjumpa dengan orang-orang ini. Banyak hal yang luar biasa terjadi di Efesus
1.     Paulus seperti biasanya berkhotbah terlebih dahulu di Sinagog, dimana di tempat itu dia bertemu dengan komunitas Yahudi.
2.     Di kota itu banyak hal yang luar biasa dilakukan Paulus, bahkan sapu tangan-nya pun berkhasiat menyembuhkan (Kisah 19:12)
3.     Di Kota itu, Paulus dan orang-orang Kristen berhadapan dengan para pebisnis yang dipimpin oleh Demetrius, yang telah kehilangan objek bisnis mereka karena ajaran Kristen
4.     Terangkan sedikit tentang kota Efesus, dengan penduduk hampir 500 ribu orang dan semuanya menyembah Dewi Artemis atau Dewi Diana
5.     Banyak yang merasa dirugikan karena ajaran Kekristenan karena objeck bisnis mereka hilang.  (Band dengan peristiwa di Gerasa yang dicatat dalam Lukas 8:26-39) Bisnis VS Kebenaran injil.
6.     Motif Demetrius dkk menolak Paulus dan ajarannya adalah motif uang, bisnis.
 
“Motivasi Demetrius sebenarnya jelas, keuangan, tetapi ia berhasil memutar-balikan itu menjadi masalah agama, karena kuil Artemis (Diana).”– Senin, 3 September 2018
 
7.     Tetapi sekalipun tantangan berat (banyak ceritanya), Paulus tetap mengajar dan membagikan injil di tempat itu (Efesus) selama 2 tahun lamanya.
 
TROAS
Dari Efesus kita melihat perjalanan Paulus ke Makedonia, dan dari Makedonia, dia menyebarang ke Troas, salah satu kota pelabuhan di Asia.
 
(Mohon ditampilkan gambar 2)
 
Seminggu kurang lebih Paulus berada disana.  Tapi seminggu itu sangat padat, bahkan setelah hari Sabat lewatpun, pada hari pertama minggu itu, Paulus masih berbicara bahkan sampai tengah malam. 
 
Tapi khusus di Troas ini, sering ayat yang menjelaskan tentang pelayanan ini, dijadikan orang sebagai dasar, bahwa sejak jaman Paulus, praktek menguduskan Sabat justru di hari pertama minggu, sudah mulai di praktekkan.  Tapi baca baik-baik isi ayat itu (Kisah 20:7),
1.     Tidak ada penjelasan perubahan Sabat ke hari Minggu
2.     Tidak ada keistimewaan dalam hal peribadatan yang dijelaskan dalam ayat itu selain mereka makan bersama
3.     Tidak ada ritual perbaktian yang diadakan pada hari itu
4.     Dan tidak ada pernyataan bahwa, “kebiasaan ini akhirnya diteruskan oleh jemaat yang ada disana”
 
Menunjukkan bahwa kegiatan hari itu hanya bersifat, kegiatan biasa dan bukan rutin.
 
MILETUS
Pertemuan di Miletus ini penting, karena disitu Paulus bertemu kembali dengan orang-orang dari Efesus.  Perhatikan isi pembicaraan Paulus,
1.     selain dia menyampaikan pengalamannya yang luar biasa yang boleh menguatkan orang-orang itu,
2.     juga pada pertemuan itu dia menyampaikan amaran tentang adanya guru-guru palsu yang bisa membahayakan umat Tuhan. 
3.     Paulus di tempat itu, kepada orang-orang Efesus, dia seakan-akan menyampaikan isi hatinya disinilah ayat tema kita bisa dilihat ungkapan hati seorang Paulus
 
“Tetapi aku TIDAK MENGHIRAUKAN NYAWAKU sedikit pun, asal saja aku DAPAT MENCAPAI GARIS AKHIR dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah” – Kisah 20:24
 
Menyangkut jemaat Efesus ini, buku The Act of the Apostles, hal 238, 239 memberi istilah “Jemaat teladan orang Kristen” bahkan sampai 30 tahun kemudian, saat Rasul Yohanes menulis buku Wahyu di penghujung tahun 90 mendekati tahun 100 Masehi, Jemaat Efesus tetap merupakan jemaat yang kuat, baik dalam rohani sehingga mendapatkan pujian yang luar biasa.
 
TIRUS DAN KAISAREA
Dari sana, Paulus dalam perjalanan kembali ke Yerusalem, sempat berada di Tirus.  Disana dia sempat di desak untuk jangan kembali ke Yerusalem.  Mereka mengamarkan Paulus akan bahaya yang akan dia hadapi disana.  Bahkan saat Paulus sudah berada di Kaisarea, yang sangat dekat dengan Yerusalem, datanglah seorang nabi bernama Agabus, menasihatinya supaya jangan kesana.  Tetapi Paulus tetap bersiku-kuku akan ke Yerusalem.  Dan Paulus sangat menyadari akan bahayanya itu.
Ny Ellen G White dalam buku Alfa Omega Jilid 7, hal 334 berkata,
 
“Belum pernah rasul itu mendekati Yerusalem dengan hati yang amat susah.  Ia menyadari bahwa ia akan menemukan sedikit sahabat dan banyak musuh.  Ia sedang mendekati kota yang menolak dan membunuh anak Allah.”
 
PENUTUP
Pada akhirnya, kita menemukan bahwa seakan-akan Paulus sendirilah yang menjemput kematiannya.  Dia sendirilah yang memberi dirinya untuk dianiaya dan dibunuh.  Tahukah kita, perjalanan Paulus kembali ke Yerusalem adalah seperti gambaran perjalanan Yesus menuju ke dunia ini.  Dia tahu  resikonya, Dia tahu bahaya nya, bahkan Dia tahu bagaimana nantinya orang-orang justru akan memusuhi bahkan membunuhnya.  Tapi inilah kasih itu.  Itulah KOMITMEN dan DEDIKASI dalam pelayanan.
 
Tuhan berkati

geojc14

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *